Text
Mamo-Zein: kisah cinta yang bersemi di bumi dan berbuah di langit
Judul yang manis bukan? Judul tersebut saya ambil dari mozaik #9 novel Mamo-Zein karya Ramadhan El Bouthy. Saat membaca novel ini, saya merasa berbaur dalam gemerlap istana lengkap dengan kemewahannya, di mana terhampar permadani tebal nan hangat di dalamnya, dan saya berbaring di atasnya sembari membaca novel ini, dengan dikelilingi dayang-dayang molek yang senantiasa menawarkan jus anggur dalam cawan-cawan kristalnya . Amboi, nikmatnya.
Itu karena kepiawaian Ramadhan El Bouthy yang begitu detail dan mendalam ketika menggambarkan setting dan alur cerita dari kisah cinta klasik yang telah melegenda ini.
Berkisah tentang Amir Zainouddin, seorang raja yang memiliki dua adik perempuan, Putri Siti dan Putri Zein. Kedua putri tersebut memiliki kecantikan yang tiada tara. Suatu hari saat pesta musim semi digelar. Kedua putri pun turut merayakannya bersama penduduk pribumi lainnya. Karena tempat pesta untuk kaum laki-laki terpisah dengan kaum perempuan, kedua putri pun kemudian menyamar sebagai laki-laki, agar dapat dengan bebas bergabung dengan kaum laki-laki dan menemukan lelaki yang cocok untuk mereka.
Sayangnya, penyamaran mereka terbongkar oleh dua laki-laki yang juga telah menyamar sebagai wanita. Tajouddin dan Mamo. Saat mereka bertemu dan saling memandang, tiba-tiba Tajouddin dan Mamo jatuh pingsan. Hal itu membuat Putri Siti dan Putri Zein kebingungan, yang akhirnya meninggalkan mereka berdua setelah terlebih dahulu menukar cincin mereka.
201903122 | 813 BOU m c.1 | Perpustakaan Pusat ITERA (Rak Display Referensi) | Sedang Dipinjam (Jatuh tempo pada2019-09-17) |
Tidak tersedia versi lain