UPA PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Jalan Terusan Ryacudu, Desa Way Hui, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan 35365 Email : [email protected] Phone : (0721) 8030188, (0721) 8030189

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
Image of English: Sebuah Novel

Text

English: Sebuah Novel

Wang Gang - Nama Orang; Barokah Ruziati - Nama Orang;

Berlatar di Xinjiang, wilayah terpencil di bagian barat laut China dekat perbatasan Mongolia, novel ini berkisah tentang Love Liu, remaja usia 12 tahun yang lahir dan tumbuh besar di zaman Revolusi Budaya. Ibu dan ayah Love Liu bekerja sebagai arsitek di Urumchi. Meskipun wilayah Xinjiang cukup jauh dari pusat kota China, namun pengaruh kekuasaan Chairman Mao –selanjutnya Pemimpin Mao─ sangat kuat disana. Hal ini dibuktikan ketika ayah Love Liu melukis potret Pemimpin Mao, Direktur Fan, anak buah Mao, yang tak sengaja lewat dan melihat lukisan itu memukulnya karena Ayah Liu tidak menggambar kedua sisi telinga Pemimpin Mao, yang menurut Ayah Liu wajar karena mengikuti hukum perspektif (ketika kita melukis wajah seseorang dengan posisi miring, maka anggota badan, apapun, baik mata maupun telinga, sudah tentu yang kelihatan hanya yang sebelah kanan atau kiri. Tidak mungkin keduanya).

Di tengah ketegangan konflik yang begitu mencekam, datanglah seorang guru dari Shanghai, halus, selalu berpakaian rapi, wangi kolonye –sesuatu yang dianggap tabu pada masa itu─ dan mengepit kamus bahasa Inggris. Guru itu masuk ke kelas Love Liu untuk mengajari anak-anak belajar bahasa Inggris. Hal ini memang sedikit aneh dan dipandang kurang perlu, mengingat letak Xinjiang yang terpencil, warganya tak pernah menggunakan bahasa Inggris, dan Xinjiang tak akan pernah disinggahi turis. Sebelum belajar bahasa Inggris, mereka pernah belajar bahasa Rusia (dulu masih Uni Soviet), dan sebelumnya lagi mereka belajar bahasa Uyghur.

Lahir dan tumbuh besar di periode Revolusi Budaya yang mengharamkan segala hal berbau asing, Love Liu pun jatuh cinta pada bahasa Inggris yang eksotis. Liu begitu mengidolakan gurunya, Second Prize Wang, yang di matanya merupakan perwujudan segala keindahan dunia. Di tengah atmosfer yang penuh penghakiman dan tuduh-menuduh, gurunya dianggap berperangai buruk. Ia dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap Sunrise Huang, teman sekelas Love Liu yang menjadi perwakilan kelas bahasa Inggris. Tuduhan ini mengakibatkan Second Prize Wang dikeluarkan dari sekolah.

Diiringi bahasa Inggris, Love Liu berusaha mencari jawaban atas berbagai pertanyaan dalam hidupnya. Tentang cinta, kehidupan, persahabatan, dan dunia yang benar-benar baru terbuka untuknya. Disini, keselarasan dijunjung tinggi melebihi segalanya, kecurigaan mewarnai setiap interaksi dengan tetangga, teman sekelas, bahkan sahabat. Sementara ucapan tak disengaja bisa menghabisi nyawa orang. Love Liu pun menjalani kehidupan yang penuh tragedi dan kekejaman; melihat kematian, pembunuhan, penyiksaan, tapi juga menikmati cinta wanita yang dia puja, hingga menyaksikan kejatuhan orang-orang yang dia sayangi.

English ditulis berdasarkan pengalaman pribadi penulis tumbuh besar di zaman Revolusi Budaya. Melalui novel ini, kita diajak melihat ketegangan Revolusi Budaya di China melalui perspektif remaja usia 12 tahun. Efek sosial dari Revolusi Budaya sendiri kurang ditonjolkan dalam novel ini, mungkin karena sudah banyak buku yang mengupas kekejaman periode tersebut. Lebih dari itu, penulis ingin menyampaikan personal journey seorang remaja untuk tetap bisa survive di tengah pergolakan Revolusi Budaya yang begitu mencekam. Saran saya, bacalah writer’s note di akhir halaman buku, catatan ini memberikan informasi tambahan mengenai Revolusi Budaya yang dialami penulis, yang bahkan jauh lebih mengerikan dari yang diceritakan dalam novel. Meskipun ada beberapa hal yang (mungkin sengaja) tidak diceritakan dalam novel; seperti komunitas muslim Uyghur, restoran halal dimana muslim Uyghur biasa makan, dan masjid terkenal di Xinjiang, hal ini sedikitpun tidak mengurangi esensi cerita dari buku ini sendiri, dan buat saya novel ini tetap menarik.




Saya pribadi belajar banyak hal dari buku ini, yang dulu tidak tahu apa-apa tentang China, tentang Revolusi Budaya, sekarang meskipun sedikit-sedikit, jadi tahu. Bahwa ternyata masa lalu yang sangat mengerikan pernah singgah nun di Negeri Tirai Bambu sana. Novel English saya rekomendasikan buat teman-teman yang tertarik dengan kebudayaan dan sejarah peradaban China, dan siapapun yang tertarik dengan buku ini. Selamat membaca!


Ketersediaan
201907032823 GAN e c.1Perpustakaan Pusat ITERA (Rak Referensi)Tersedia
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
823 GAN e
Penerbit
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama., 2013
Deskripsi Fisik
432 hlm .; 20 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
978-602-03-0125-9
Klasifikasi
823
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
Edisi Pertama
Subjek
Novel
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Wang Gang .; Barokah Ruziati
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
Komentar

Anda harus login sebelum memberikan komentar

UPA PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota

Tentang Kami

Mon - Thu : 9AM - 4PM
Fri : 9AM - 4.30PM
"Knowledge is Power"

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

Donasi untuk SLiMS Kontribusi untuk SLiMS?

© 2025 — Senayan Developer Community

Ditenagai oleh SLiMS
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik